Seperti disaksikan Super Rabu (27/10) diruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) Rumah sakit Umum Daerah Lewoleba, Sesilia terbaring lemah dengan telapak tangan kanan dan lengan kirinya terbalut perban putih. “lengan kiri itu lukanya parah sekali, begitu juga telapak kanannya, empat jari kecuali ibu jari putus di sambar parang suami”. Kata seorang petugas Polres Lembata pada super saat menghantar super masuk ke ruang IRD. Hal yang sama-pun dialami Benediktus Nimo, ayah kandung Sesilia. Ben Nimo turut menjadi korban dalam peristiiwa naas Lamadale, tampak perban putih terbalut pada lehernya.
Untuk diketahui bahwa, kedua korban tidak dapat ditangani oleh pihak RSUD Lewoleba, pasalnya selain luka sangat parah seperti dialami korban sesilia, pisau pun masih tertancap pada leher korban Ben Nimo, pengakuan pihak RSUD Lewoleba, pisau yang tertancap tidak dapat dicabut karena tertanam pada tulang. untuk itu perlu dilakukan penanganan khusus oleh dokter ahli bedah. “Oleh karenanya korban soreh nanti akan dirujuk ke RS. Wz. Yohanes Kupang” jelas seorang dokter.
Usai mendegar pengakuan Ben, super langsung mendatangi pelaku Maximus Beda yang saat itupun ikut dirawat akibat di keroyok warga. Kepada super maxi mengakaui kalau dirinya sering menganiaya istrinya. Namun maxi menolak jika dituduh melakukan niat jahatnya itu karena dendam. “ saat itu kami tidak ada masalah” elak Maxi.
Menurutnya, ia saat itu dalam pengusaan roh jahat. “roh jahat yang suruh saya bunuh istri dan anak” lanjutnya. Namun setelah menganiaya istri ia tak tega membunuh anaknya yang baru berusia lima bulan itu. Usai menebas istri maxi lalu menggendong bayinya dan pergi menuju rumah ketua BPD dengan maksud meminta perlindungan. Ketika berada dirumah BPD itulah peristiwa penganiayaan kedua terjadi. Maxi mengaku kalap saat bapa mantunya datang merebut bayi dalam gendongannya. Dan pisau yang sengaja ia bawah dari rumahnya langsung ia tancapkan ke tubuh korban
Tidak ada komentar:
Posting Komentar