Kamis, 28 Oktober 2010
Rusmadji, Ditanganmu Masa Depan Generasi Kedang
Super Lembata
Salah satu kendala terbesar dalam mendorong percepatan pembangunan di lembata adalah tingkat pengangguran yang tinggi serta lemahnya Sumber Daya Manusia. Dunia pendidikan formal yang dianggap sebagai cara jitu mengatasi masalah Sumber Daya Manusia, terkadang diarasakan sebagai beban bagi masyarakat, hal ini di karenakan faktor biaya pendidikan yang mahal dan tidak dapat di jangkau oleh kalangan masyarakat kelas bawah. Oleh karenanya undang-undang Nomor 20 tahun 2010 tentang Sistem Pendidikan Nasional membuka ruang yang amat lebar untuk dibukanya lembaga pendidikan luar sekolah.
Lembaga pendidikan luar sekolah atau lebih dikenal dengan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), ternyata telah merambah masuk hampir ke semua kecamatan di Lembata. seperti PKBM Uyelewun Kecamatan Buyasuri-Lembata yang hingga saat ini telah membina 190 warga belajar.
Pengakuan ini disampaikan pendiri sekaligus ketua PKBM Uyelewun Rumadji Gaus (52), saat bertandang bertandang ke Redaksi Super Senin (25/10). Rusmadji mengaku, warga belajar binaan PKBM Uyelewun terbagi dalam beberapa klasifikasi, setiap klasifikasi warga belajar digabung kedalam beberapa kelompok satu kelompok berjumlah 10-20 orang warga belajar. Klasifikasi PKBM Uyelewun adalah : Keaksaraan Fungsional (KF) Mandiri, Paket A sampai paket C.
Rusmadji boleh dibilang sukses dalam memajukan dunia pendidikan di wilayah kecamatan Buyasuri, dari tangan dinginya terlahir beberapa lembaga pendidikan, bukan saja lembaga pendidikan non formal, tetapi juga lembaga pendidikan formal, Tidak saja bagi kaum remaja, lembaga pendidikan bagi anak usia pra sekolahpun didirikan rusmadji. “Semuanya ini saya lakukan dengan niat tulus, yakni ingin menjadikan generasi kedang sebagai generasi yang berdaya guna, yang siap bersaing dalam dunia modern”. Polos Rusmadji.
“Sampai dengan saat ini, saya sudah mendirikan 3 Paud dan akan menyusul 7 Paud lainnya yang meyebar dalam kecamatan Buyasuri” tutur mantan kepala desa umaleu ini. Paud Kasih Bunda di Desa Umaleu, Paud Upang Lama Hering di Desa Atu Wa’ lupang, Paud Luleng Lama Hingan di Desa Tubung Walang. Adalah tiga Paud yang sudah melaksanakan kegiatan belajarnya. Selain Paud Rusmadji pun mendirikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhamadiyah yang dalam kegiatan belajar mengajarnya masih menggunakan gedung balai desa yang dibangun saat dirinya menjabat sebagai kepala desa Umaleu. Rusmaji tidak mengkhususkan SMA Muhammadiyah sebagai lembaga pendidikan khusus warga muslim, warga non muslimpun ditampungnya. Hebatnya, murid yang berasal dari kalangan ekonomi lemah, yang tidak mampu membiayai sekolahnya ia gratiskan. “saya tidak pernah minta bayaran sepeserpun dan murid ekonomi lemah”
Sumber Daya Pengajarpun tak kalah dengan lembaga pendidikan di kota, semua staf pengajar berlatar belakang sarjana, baik S1 dan D2. Saya tampung sarjana-sarjana yang tidak belum diterima kerja katanya. walau demikian Rusmadji mengaku honor guru-gurunya masih standar “Walau honor per bulan masih dibawah standar, semua staf pengajar bekerja dengan penuh dedikasi tinggi”. Tegas rusmaji
Walau terbilang sukses dalam mendirikan Lembaga pendidikan, dalam pelaksanaannya bukan tak pernah menemui hambatan. Rusmadji mangaku dalam pelaksanaan banyak sekali menemui hambatan, dan hambatan yang paling terasa adalah kegiatan PKBM yang belum terpusat, ia mengaku sementara ini PKBM Uyelewun melaksanakan pertemuan belajarnya masih menggunakan ruang belajar MIS Leuwutun Desa Umaleu, Kecamatan Buyasuri. “saya berharap pemerintah membangun gedung sebagai sarana belajar kami” kata pria murah senyum ini.
Kendala lain yang disampaikan Rusmadji adalah, sulitnya pasar sebagai tempat memasarkan hasil kerajinan warga belajar Keaksaraan Fungsional. Banyak yang sudah dihasilkan warga belajar KF Mandiri, diantaranya kerajinan pertukangan, juga ternak hewan. “Namun mereka mau pasarkan kemana?” tidak mungkin orang masyarakat kedang beli semua. Lanjut pria low profile ini. baginya dunia yang ia geluti sekarang adalah amanah dari Sang Pencipta, untuk itu ia berjanji akan menjaganya, dan yang terpenting adalah tak mau berpaling ke pengaruh dunia lain. “iya ka, sekali di pendidikan tetap di pendidikan” ungkap Rusmaji.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar