Proses
tender proyek di Kabupaten Lembata hingga kini dinilai belum transparan, bahkan terkesan aturan
mainnya sengaja dibuat untuk menjegal perusahan tertentu. Jahatnya lagi rekanan
yang ikut dalam pelalngan tak pernah dipanggil untuk melakukan klarifikasi
berkas yang diajukan.
Sebagaimana diatur dalam
bagian kelima, pragraf pertama Perpres nomor 54 tentang pengadaan barang dan
jasa, pasal 57 ayat (1) huruf (a) yang mengatur secara khusus tentang tahapan
metode pelelangan umum, setidaknya pihak panitia maupun rekanan akan melewati
dua puluh empat proses termasuk didalamnya pembuktian dokumen dan sanggahan.
Oleh karena dinilai melanggar
aturan, Ketua Gabungan Pengusaha Konstruksi Nasional (Gapeknas) Lembata Muhamad
Nasir melayangkan protes keras kepada panitia pelangan pekerjaan pengadaan alat
pertanian (traktor) Dinas Pertanian Lembata, dan mengancam akan melakukan
sanggahan sampai ke meja Bupati. Hal ini disampaikan Nasir saat ditemui di
kediamannya, selasa, (5/9).
Menurutnya, panitia pelangan
tidak transparan dalam proses pelelangan
dan menentukan pemenang tender. Bagaimana tidak, seharusnya setelah melakukan
verifikasi berkas tender pantia berkewajiban memanggil rekanan untuk melakukan
klarifikasi, namun hal ini tidak terjadi. Anehnya lagi menurut nasir, panitia mengugurkan
rekanan yang ikut tender dengan alasan belum berpengalaman.
“Kapan pengusaha lokal
berpengalaman kalau pemerintah tidak memberikan kesempatan untuk mereka bisa
memperoleh pengalaman? Inikan sama saja dengan membuat orang yang sudah besar
bertambah besar dan yang kecil tetap kecil” tegasnya.
Soal pengalaman, nasir
mempertanyakan
Nasir pantas kesal, karena
selain kapasitasnya selaku ketua Gapeknas Lembata yang berkwajiban untuk
memberdayakan pengusaha lokal, perusahannyapun ikut dikalahkan dalam proses
tender ini.
“saya tidak kesal bagaimana
ama, saya punya turun sampai empat puluh juta kalah, lalu yang mereka menangkan
adalah yang penwarannya turun cuma lima juta, ini patut kita pertanyakan”
katanya, dan anehnya pemenang tidak ditentukan berdasarkan peringkat. “kalau
memang sudah ada pemenangnya ya, panitia kasitau to, biar kita lain tidak ikut”
lanjut Nasir.
Ketika disentil mengenai Pantia
Pelelangan Lembata yang dari tahun ketahun hanya dijabat oleh orang-orang
tertuntu dan seolah-olah menjadi jabatan tetap, Pengusaha Muda ini mengakaui
jika untuk menjadi pantia butuh keahlian khusus dan mendapat pengakuan dari
pemerintah, namun demikian ia heran jika
hanya orang yang sama itu menjadi panitia di semua SKPD di kabupaten Lembata
ini. “saya heran, apakah dari empat ribuh lebih PNS di lembata ini hanya mereka
saja yang pintar? Saya mau tanya itu”, tegasnya.
Lebih lanjut Nasir
mengharapkan agar dalam pemerintahan baru ini, orang-orang tersebut di evaluasi
kembali, jika kita sepakat untuk membuat sebuah perubahan di lembata.
“Kalau kita sepakat untuk
merubah wajah lembata, maka panitia-panitia itupun perlu dievaluasi kembali,
toh saya yakin masih banyak orang (baca PNS-red) yang bisa, bahkan lebih baik
dari mereka”, harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar