“Sejak satu tahun saya di DPRD, jalan ke Lamalera tidak pernah diusulkan oleh pemerintah” kata Anggoota DPRD Lembata Frederikus Wilhelmus Wahon dari Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN), saat ditemuai Super di kediamannya di bilangan wangatoa kelurahan Selandoro, Kamis (21/10). Hal ini disampaikannya dalam rangka menyikapi keluhan masyarakat Lamalera.
Fredy-pun menjelaskan, untuk tahun anggaran 2010 ini telah dianggarkan perbaikan jalan pada segmen kritis dalam ABDP Perubahan. Walau hanya dalam bentuk penimbunan urpil pada bagian-bagian yang dianggap paling kritis. “ya memang hanya dalam bentuk penimbunan karena uang kita tidak cukup untuk aspal” katanya.
Baginya Lamalera adalah Ikon pariwisat dunia, orang mengenal lembata karena lamalera. dan untuk itu sewajarnya jika jalan menuju lamalera di perbaiki. Namun melihat kondisi jalan yang parah ini, ferdy berpendapat, hal ini dikarenakan kurangnya keseriusan pemerintah untuk memperhatikan dan mengembangkan dunia pariwisata di lembata terutama mendukung lamalera sebagai desa tujuan wisata dunia.
Proses perencaan di kabupaten lembata, dirancang oleh pemerintah untuk mengutungkan pengusaha (kontraktor-Red), dimana badan jalan yang mendatangkan keuntungan besar bagi kontraktor disitu direncanakan lebih dahulu, “jadi berposes paada pengusaha, bukan berposes pada kebutuhan” tutur fredy kesal. Ditambahkannya pula bahwa, untuk masuk dalam APBD Perubahan tahun 2010, itu kerja DPRD bukan kerja pemerintah, “DPRD yang paksa perintah untuk dimasukan dalam anggaran APBD Perubahan”.
Wah, apa karena kampungnya Piter Keraf? “oh, tidak. Sejauh ini saya tidak melihat karena ada dendam politik tetapi ini karena buruknya Kinerja pemeritah”. Ujar Fredy Tegas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar