Gong Pilkada belum ditabuh, namun iklim politik Lembata terasa semakin memanas. Beragam issu politik yang dimainkan oleh para politisi yang menyatakan diri siap bertarung merebut kursi kekuasaan, kini menggelinding ke seantero pelosok persada Lembata, tak peduli desa atau kota, siang ataupun malam, hujan atau panas, tim politik bekerja tak kenal waktu. Berbagai trik dan intrik digunakan tuk sekedar mencari simpati rakyat, terkadang membawa politisi masuk kedalam ruang konflik yang sesunguhnya mungkin tak perlu terjadi, tapi itulah kenyataanya.
Menyikapi keadaan ini, Politisi muda kelahiran Lamatuka Paulus Doni Riung, SE, saat di konfirmasi Super Selasa (19/10) mengatakan, nilai budaya lokal yang mengajarkan kesantunan haruslah tetap terpatri dalam benak para politisi Lembata, siapapun orangnya. Perang strategi untuk merebut simpati rakyat, baginya adalah wajar dalam dunia politik, namun haruslah itu diakhiri dengan kedamaian. “siapapun pemenang dari permainan politik ini, haruslah didukung oleh petarung lainnya” konflik politik yang berkepanjangan akan membawa Lembata ke dalam lembah kehancuran “sebab politik haruslah dibatasi oleh ruang dan waktu”. Kata pria yang disapa Polce Ruing ini.
Polce yang ditemui di kediamannya di bilangan Waikomo Kelurahan Lewoleba Barat itu, mengaku kehadiran dirinya di Lembata tuk sekedar mendengar aspirasi masyarakat terhadaap pemimpinnya di masa datang. Saat ditanya soal kesiapan dirinya untuk mencalon diri dalam Pemilu-kada mendatang, Pria yang hampir separuh masa mudanya dihabiskan di Jakarta ini mengatakan, “jika di percaya oleh rakyat, saya siap memimpin Lembata” .
Melihat potensi sumberdaya lokal kabupaten lembata yang sangat potensial untuk dikembangkan, Polce optimis jika lembata kedepan akan mampu mandiri secara finansial, pertumbuhan ekonomi rakyatpun akan menjadi lebih baik, jika pemerintah atau pemimpin kedepan mampu memenej semua sumber daya yang ada di lembata untuk dikelola bagi kepentingan kesejahteraan rakyat banyak. Menurut Polce, Sumber Daya Alam (SDA) non tambang di lembata dapat diandalkan menjadi tumpuan ekonomi lembata kedepan. Tambang bukan menjadi prioritas baginya
Putra Lembata yang ikut dalam Tim perjuangan lembata otonomi di Jakrta ini, mengaku siap membangun lembata jika kelak dipercaya untuk menempati kursi nomor satu lembata, dan baginya pembangunan dilembata dapat dilaksanakan secara berkelanjutan tanpa menunggu DPRD membahas dan menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dana pembangunan dapat ditalangi dengan uang yang tersimpan pada rekening pribadinya dalam bentuk pinjaman dan akan dikembalikan ketika APBD telah ditetapkan.
Politik bagi Polce hanyalah sebuah instrumen yang dipakai untuk meraih tujuan bersama, Untuk itu ia mengajak semua elemen masyarakat lembata, terutama para bakal calon agar senantiasa mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dalam memulai sesuatu kegiatan termasuk pertarungan Pilkada nanti dan ”janganlah kita membuat Politik itu bagaikan Monster yang siap menerkam siapa saja, tapi hendaklah kita sebagai calon pemimpin bisa menciptakan iklim politik yang demokratis”. Walau demikian, sebelum mengakhiri perbincangannya bersama Super Polce mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menentukan pilihan terhadap calon pemimpin kedepan. “saya hanya berpesan agar masyarakat lembata selalu berhati-hati dalam memilih pemimpin di Pilkada mendatang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar