CARI NAFKAH DIBAWAH
TERIKNYA MENTARI
Kebijakan pembangunan pasar belum
sepenuhnya berpihak kepada masyarakat kecil, selain jauh dari jangkaun masyarakat,
juga Lapak-lapak yang dibangun dengan menggunakan dana ratusan juta itu
ternyata tak peruntukan bagi pedagang kecil. Lihat saja, jika sesekali anda
mengunjungi Pasar Pada, anda akan mendapati sebuah pemandangan yang memilukan,
dimana pedagang kecil yang rata-rata datang dari pelosok lembata dan sengaja
datang untuk menjajahkan hasil pertanian seperti pisang, ubi juga sayur-sayuran
harus berpanas ria. Tak satupun lapak yang dipakai, setidaknya untuk berteduh. Sementara
tak jauh dari mereka terdapat lapak-lapak yang semuanya sudah ditempati oleh
pedagang pakaian dan barang kelontongan.
Lalu apakah keadaan seperti ini
harus terus mereka jalani? “kami ini orang kecil, kami tidak mampu berbuat
banyak.
Kami hanya berharap pemerintah dapat memperhatikan kami. Walau dalam
satu minggu kami datang satu kali ke pasar tetapi kami juga bayar pajak pasar”,
kata mama Mery, pedagang asal kecamatan Atadei.
Karena lokasi yang diperuntukan bagi pedagang dari kampung ini
sempit, mereka sengaja datang satu hari sebelum hari pasar di kota Lewoleba
dimulai. Selain itu, jika mereka datang bertepatan dengan hari pasar, barang
dagangan yang dibawah biasanya tak habis terjual. Cerita mama mery. (Yogi Making)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar