Umat Minta Pastor Paroki Jangan Pindah
Mgr. Frans Kopong Kung menyampaikan sambutan |
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr menyampaikan hal ini
dalam acara syukuran penerimaan sakramen krisma bagi 540 anak yang dipadu dengan acara pemberkatan
rumah pastor di Paroki Maria Bintang Laut-Waipukang, Ile Ape, Kabupaten
Lembata, Minggu (30/11/2014). Acara ini dihadiri juga Wakil Bupati Lembata,
Viktor Mado Wathun, dan Ketua DPRD Lembata, Ferdinandus Koda. Acara syukuran
yang di gelar di halaman pastoran Paroki Waipukang ini berlangsung meriah dan
di ikuti oleh ribuan umat paroki, dan sejumlah tamu undangan.
Selain menghimbau orang tua dan anak untuk sungguh-sungguh menempuh
pendidikan, Mgr Kopong Kung juga memberi apresiasi kepada umat dan Pastor Paroki
Maria Bintang Laut yang sukses membangun rumah pastoran. “Banyak sekali hal
bagus dan saya apresiasi dan terus saya dorong, tetapi semua yang bagus di
paroki ini akan menjadi indah, kalau 500-an anak yang baru menerima sakramen
krisma tadi menjadi orang-orang yang sukses, dan saya wajibkan kepada semua
orang tua supaya mencari jalan untuk menyekolahkan anak sampai ke jenjang
pendidikan perguruan tinggi. Kalau anak kita tamat di perguruan tinggi, itu
baru kita sukses,”
Sementara itu Pastor Paroki Maria Bintang Laut Waipukang, Romo Arnodus
Guna Koten, Pr dalam sambutannya di acara itu mengatakan, apalah artinya jika idealisme
tanpa fanatisme, dan karena idealisme membangun yang dibarengi dengan fantisme
itu maka kesuksesan dapat di raih. Terselesainya pembangunan rumah pastoran
yang menelan dana sekitar Rp. 300-an juta adalah kesuksesan bersama semua umat
dan pastor, namun diapun menyadari karena idealisme membangun yang terpatri
dalam dirinya itu sering membuat orang lain terluka.
Karenanya kehadapan Uskup, tamu undangan dan ribuan umat, gembala umat
paroki Maria Bintang Laut yang juga sebagai aktivis kemanusiaan dan sering
terlibat dalam berbagai aksi demonstrasi di Kabupaten Lembata ini, berjanji
untuk segera meminta maaf kepada setiap hati yang tersakiti selama proses
pembangunan sedang berjalan. Pastor demonstran yang akrab di sapa Noldi pun tak
lupa menyampaikan maaf secara langsung kepada Uskup Kopong Kung.
“saya tau kalau selama proses membangun ini, ada hati yang tersakit,
karena itu saya berjanji untuk segera mendatangi dan meminta maaf kepada semua
yang pernah disakiti. Saya juga minta maaf kepada Yang Mulia Bapak Uskup, kalau
selama dua tiga tahun saya berkarya di paroki ini saya mengores luka di hati
bapak Uskup,”
Sekedar gambaran, rumah pastoran di Paroki Waipukang ini terbilang
megah dan di lengkapi pelataran dan taman yang dibangun permanen. Romo Noldy
mengatakan, seluruh pembangunan melanan dana lebih dari 300 juta dari taksasi
anggaran awal sebesar Rp. 1. 50.000.000,- “disamping ada bantuan dari
pemerintah dan pihak ketiga, ada kontribusi dana dari umat se paroki Maria
Bintang Laut. Rencana anggaran sesuai perhitungan lebih dari 1 miliyar tetapi
kita tekan sampai 300-an juta tanpa merubah sedikipun model dan ukuran bangunan
dalam perencanaan,”
Rumah paroki ini awal pembangunan yang di tandai dengan peletakan batu
pertama oleh Uskup Larantuka, Mgr. Kopong Kung, Pr pada 28 Juni 2012 dan
selesai di bangun pada awal tahun 2014, tak cukup dengan bangunan inti, Noldi
juga memperindah rumah parokinya dengan taman dan pelataran yang permanen,
proses pembangunan bertahap inilah, yang membuat rumah pastoran ini baru
diresmikan.
Umat Masih Pertahankan
Sosok Romo Arnoldus Guna Koten, Pr, tidak saja dikenal sebagai pastor
yang visioner, tetapi di kenal juga sebagai imam yang akrab dalam setiap
kehidupan umat. Sejak berkarya di Paroki Maria Bintang Laut Waipukang, Noldi
tidak saja membangun rumah pastoran, tetapi juga mendorong umatnya untuk
membangun gereja di setiap Stasi. Terbukti, selama tiga tahun kepemimpinannya,
beberapa gereja stasi berhasil di
bangun.
Oleh karena semangat membangun dan kedekatan dengan umat inilah, umat
gembalaanya meminta Yang Mulia Bapak Uskup Larantuka, Mrg. Frans Kopong Kung
untuk jangan memindahkan Noldi. Permintaan kepada Uskup Larantuka ini
disampaikan oleh, Philipus Payong umat stasi Ohe, desa Kolontobo, Kecamatan lle
Ape.
Philipus mengatakan, seluruh umat ingin meraih sukses bersama gembala
mereka, Rm. Arnold Guna. “karena itu kami minta agar Bapak Uskup Larantuka
jangan pindahkan Romo Noldi dari Waipukang, masih ada cita-cita yang akan kami
raih bersama, disamping itu kami juga masih merinduhkan bimbingan beliau,”
Acara sykuran ini ditandai dengan perjamuan makan siang bersama.
Menariknya, berbagai jenis menu makanan lokal disiapkan secara swadaya oleh
setiap stasi dalam paroki Maria Bintang Laut Waipukang. Umat dan tamu undangan,
bebas mengambil makan pada setiap meja hidangan yang tersaji oleh masing-masing
stasi (Yogi Making)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar