Lewoleba, Lewolembata-
Gara-gara tidak disalami
anggota DPRD, Bupati Lembata
ngambek dan meninggalkan paripurna DPRD. Sikap kekanak-kenakan ini ditunjukan
Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur saat hadir mengikuti rapat paripurna DPRD
Lembata, Selasa (2/12/2014) malam. Sidang dengan agenda pemandangan umum fraksi
terhadap Nota Keuangan dan Ranperda APBD 2014 dipimpin ketua DPRD Lembata didampingi
Wakil Ketua Paulus Makarius Dolu, dihadiri juga Wakil Bupati Lembata Viktor
Mado Wathun, Sekda Lembata Petrus Toda Atawolo dan sejumlah pejabat eksekutif.
Pimpinan DPRD dan Wabub Lembata Viktor Mdo Watuh dalam sebuak kesempatan. Tampak Ketua DPRD Sedang Membacakan sebuah naskah |
Anggota DPRD Lembata asal
partai PDIP Yakobus Liwa, usai membacakan pemandangan umum fraksi lalu menghampiri
meja pimpinan dengan maksud menyerahkan berkas pemandangan umum fraksinya. Namun
sebelum itu, Yakobus terlebih dahulu menjabat tangan Wabub Lembata yang duduk
pada posisi paling kanan atau persis disamping mimbar baca. Setelah menyalami Wabub,
Yakobus langsung menuju pimpinan DPRD, dengan maksud menyerahkan berkas dan
menyalami kedua pimpinan DPR tanpa mempedulikan Bupati yang posisi duduknya
di samping kanan Ketua DPRD atau persisnya diantara ketua DPRD dan Wakil
Bupati Lembata. Seperti biasa usai menyalami dua pimpinan DPRD, Yakobus pun
balik menuju kursi tempat duduknya.
Aksi nakal Yakobus ini, tak
pelak membuat Bupati Lembata tersinggung. Terlihat Bupati menoleh ke arah ketua
DPRD sambil membisikan sesuatu. Tak jelas apa yang disampaikan Bupati ke Ketua
DPRD, namun tiba-tiba Bupati berdiri dan melangkah turun dari podium meja
pimpinan sembari memerintahkan semua pejabat eksekutifnya untuk meninggalkan
ruang rapat. Seperti mendapat angin segar, semua pejabat eksekutif serempak berdiri
lalu keluar meninggalkan ruang sidang. Beda dengan Bupati, Wabub Viktor Mado
malah tak mau ikut-ikutan, dia memilih tetap duduk diruang sidang sembari
menyaksikan kepergian Bupati dan semua cru eksekutifnya. Akibat aksi Bupati dan
bawahannya ini, rapat paripuna akhirnya di skors.
Ketua DPRD Lembata
Fardinandus Koda kepada wartawan di ruang kerjanya Rabu (3/12/2014) mengaku
kesal dengan sikap Bupati. Menurutnya, Bupati semestinya tak perlu tersinggung
dengan sikap Yakobus Liwa, karena keduanya memang sedang berkonflik. “Lho,
kalau orang tidak mau jabatan tangan dengan saya apa saya harus tersinggung? Apalagi
orang yang menolak jabatan tangan ini sedang berseteru dengan kita. Kalau saya
Bupati, saya cuekin saja,”kata Koda
Buruknya lagi, Bupati melibatkan
semua pejabaat eskekutif dalam konflik pribadinya dengan Yakobus Liwa. “Sebagai
Bupati, mestinya sikap kebapakan yang mesti di tonjolkan, jangan karena konflik
pribadi lalu harus mengorbankan kepentingan yang lebih besar. Semestinya kami
tersinggung dengan tindakan Bupati ini, tapi untuk apa? Kami tidak mau
korbankan kepentingan rakyak,” lanjut Koda.
Lantas, apakah DPRD rapat
akan dilanjutkan lagi? “kita akan undang pemerintah untuk lanjutkan paripurna
ini,” jawab Koda.
Sebagai gambaran, usai
meninggalkan ruang sidang, Bupati membawa pergi semua pejabat bawahannya ke
rumah jabatannya, termasuk didalamnya sekertaris DPRD Lembata, Burhanudin Kia. Saat
di hubungi Burhan menjelaskan, dalam pertemuan di rumah jabatan bupati itu,
melalui dirinya Bupati menyampaikan pesan kepada ketua DPRD, bahwa Bupati menolak untuk hadir
kembali dalam rapat dengan agenda yang sama. “Saya sudah sampaikan ke ketua
DPRD,” ujar Burhan. (Yogi Making)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar