Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok teroris jaringan
Poso yang dipimpin Santoso (DPO) rupanya masih berkeliaran.Bagaimana tidak, niat Wendy datang ke Poso dalam rangka
mencari perlindungan dari kejaran polisi setelah Baderi cs ditangkap tim khusus
kepolisian, juga ikut tertangkap.
Pelarian Wendy terduga teroris yang membuat bom di Solo
bersama Baderi Cs ke Poso untuk mencari teman-temannya yang masih belum
terdeteksi polisi.
"(Dia pergi ke Poso) karena ada komunitas yang akan
melindungi yang bersangkutan dan kita berusaha mencari pengungkapan jaringan
tersebut," ungkap Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes
Pol Agus Rianto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2012).
Menurut Agus, dalam kelompok Baderi cs masih ada empat orang
yang diburu petugas yang melarikan diri saat melakukan penggerebekan di Solo. "Itu akan terus berkembang. Jadi kemungkinan-kemungkinan
ada tersangka lain, kita masih melakukan pengembangan dan apa yang dilakukan
Densus bisa dituntaskan," ungkapnya.
Sebelumnya dalam penggerebekan di tempat pelatihan militer
di Poso pada Juli 2012 lalu, Mabes Polri mengungkapkan bahwa saat itu hanya ada
dua orang yang berhasil ditangkap dan saat itu banyak yang melarikan diri.
Terungkapnya jaringan teroris Al-Qaeda Indonesia dimulai
sejak Thoriq menyerahkan diri pascaledakan bom di Beji Depok, Sabtu. (8/9/2012)
lalu yang kemudian disusul dengan penangkapan Arif pada esok harinya di Bojong
Gede, Bogor, Jawa Barat.
Beberapa hari kemudian, Yusuf Rizaldi pun menyerahkan diri
di Polres Langkat, Sumatera Utara.
Dari pengakuan Thoriq, ditangkaplah dua orang lainnya di
Serpong, Tangerang Selatan, sampai akhirnya diketahuilah pimpinan jaringan
teroris tersebut di Solo, Sabtu (22/9/2012).Penangkapan jaringan yang sesungguhnya terungkap sejak ditangkapnya Rudi pada
Jumat (21/9/2012), kemudian esok paginya ditangkaplah Baderi Hartono.
Tim pun bergerak cepat melakukan penangkapan dan
penggeledahan di beberapa tempat di Solo lalu ditangkaplah Nawa, Fajar,
Triyatno, Kamedi, serta istri Wawa berinisial SR. Esok harinya Minggu (23/9/2012) ditangkaplah Joko Parkit
yang tiada lain anak buah Noordin M Top. Total keselurahan yang ditangkap di
Solo saat itu ada sekitar sembilan orang.
Termasuk dua orang lainnya di lepaskan karena tidak memenuhi bukti terlibat
dalam kasus terorisme yaitu Nopem dan Indra. Kemudian Densus mengembangkannya
lagi, sampai akhirnya ditangkap lah Anggri Pamungkas di Pontianak, Minggu
(23/9/2012).
Kemudian, tim berlambang burung hantu tersebut kembali
membekuk seorang yang bernama Wendy di Palu, Kamis (28/9/201). Ia diduga kuat
terlibat dalam perakitan bom di Solo bersama-sama dengan Baderi Cs.
Dari jaringan Solo tersebut sejumlah barang bukti bom aktif
dan bahan-bahan pembuat bom lainnya berhasil diamankan petugas. Hasil
penyidikan sementara bom tersebut akan digunakan untuk melakukan sejumlah aksi
teror di beberapa tempat di Pulau Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar