Program ini ditujukan ke lebih dari 300 ribu murid di 110
kota.
VIVAnews – Pemerintah AS, melalui badan bantuan USAID,
meluncurkan program pendidikan untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar di
Indonesia. Bantuan ini akan disebar ke lebih dari 100 kabupaten atau kota di
tanah air.
Menurut Kedutaan Besar AS di Jakarta, program pendidikan ini senilai US$83,7 juta (sekitar Rp803 miliar). Program bernama PRIORITAS ini ditargetkan memberi manfaat pendidikan bagi lebih dari 300 ribu murid.
“Kerjasama yang erat di bidang pendidikan merupakan hal yang mendasar dari Kemitraan Komprehensif, yang ditandatangani Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010,” kata Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel, dalam pernyataan tertulis yang dikirim keVIVAnews hari ini.
Menurut dia, program pendidikan baru dari USAID ini akan memberi bantuan kepada sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah agar dapat meyediakan pendidikan dengan standar internasional kepada generasi muda Indonesia. "Kami berharap bahwa program ini akan membantu siswa di seluruh Indonesia mencapai potensi kemampuannya secara penuh dan mengarahkannya ke jalan menuju sukses,” lanjut Marciel.
Dalam program ini, USAID akan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar di 1.400 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah di 110 kabupaten/kota dengan fokus pada daerah berpenghasilan rendah.
Program PRIORITAS juga didesain untuk meningkatkan akses siswa terhadap pendidikan, meningkatkan kualitas dan relevansi program pendidikan guru, mempromosikan transparansi dan meningkatkan kualitas pengajaran membaca, matematika dan ilmu pengetahuan.
Program ini pun akan mendukung peningkatan pendidikan tinggi melalui kerja sama dengan sedikitnya 20 lembaga pelatihan guru untuk meningkatkan pelatihan dan kinerja guru. PRIORITAS akan berlangsung di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Papua, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.
Program itu diluncurkan bersama oleh Dubes Marciel, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat D. Indroyono Soesilo, Direktur Jenderal Pendidikan Agama di Kementerian Agama H. Nur Syam, dan Direktur Misi USAID, Andrew Sisson.
Menurut Kedutaan Besar AS di Jakarta, program pendidikan ini senilai US$83,7 juta (sekitar Rp803 miliar). Program bernama PRIORITAS ini ditargetkan memberi manfaat pendidikan bagi lebih dari 300 ribu murid.
“Kerjasama yang erat di bidang pendidikan merupakan hal yang mendasar dari Kemitraan Komprehensif, yang ditandatangani Presiden Barack Obama dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2010,” kata Duta Besar Amerika Serikat, Scot Marciel, dalam pernyataan tertulis yang dikirim keVIVAnews hari ini.
Menurut dia, program pendidikan baru dari USAID ini akan memberi bantuan kepada sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah agar dapat meyediakan pendidikan dengan standar internasional kepada generasi muda Indonesia. "Kami berharap bahwa program ini akan membantu siswa di seluruh Indonesia mencapai potensi kemampuannya secara penuh dan mengarahkannya ke jalan menuju sukses,” lanjut Marciel.
Dalam program ini, USAID akan menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar di 1.400 sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan madrasah di 110 kabupaten/kota dengan fokus pada daerah berpenghasilan rendah.
Program PRIORITAS juga didesain untuk meningkatkan akses siswa terhadap pendidikan, meningkatkan kualitas dan relevansi program pendidikan guru, mempromosikan transparansi dan meningkatkan kualitas pengajaran membaca, matematika dan ilmu pengetahuan.
Program ini pun akan mendukung peningkatan pendidikan tinggi melalui kerja sama dengan sedikitnya 20 lembaga pelatihan guru untuk meningkatkan pelatihan dan kinerja guru. PRIORITAS akan berlangsung di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Sumatera Utara, Papua, Sulawesi Selatan, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat.
Program itu diluncurkan bersama oleh Dubes Marciel, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat D. Indroyono Soesilo, Direktur Jenderal Pendidikan Agama di Kementerian Agama H. Nur Syam, dan Direktur Misi USAID, Andrew Sisson.
Sumber : Vivanews.com
Oleh : Renne R.A. Kawilarang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar