TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kabareskrim Komjen Pol
Susno Duadji mengaku siap maju ke ajang pemilihan gubernur Sumatera Selatan.
Bahkan apabila ia terpilih, Susno siap untuk tidak digaji.
Ia juga berjanji akan melepaskan semua kepentingan pribadi
di perusahaan batubara keluarganya.
"Jadi aku betul-betul ingin mengabdi. Enggak perlu aku
digaji. Tapi, persoalannya, ada enggak yang mengangkat kita, mana mungkin.
Zamannya sudah lain," ujarnya saat ditemui Tribunnews.com,
Senin(1/10/2012).
Susno mengatakan, bahwa dirinya tidak begitu saja maju dalam
Pilgub. Ia menegaskan, tidak akan mau mengeluarkan uang satu rupiah pun dana
menuju Sumsel 1 itu.
"Jadi untuk apa mencalonkan, aku tak mau kalah, aka
mengeluarkan duit, sudah habis, malu pula. Aku tak mau keluar duit, aku tak mau
malu," kata Susno.
"Kalau soal duit keluar, aku mau berapapun, tapi bukan
untuk Pilkada. Kecuali untuk CSR. Tapi, kalau harus membayar untuk mengabdi,
itu pasti tujuannya nanti cari duit, enggak baik. Mungkin dia tidak cari tapi
jabatan. Kalau jabatan sudah pernah, malah jabatan dengan kekuasaan bisa
menangkap. Jabatan itu pada hakikatnya pintu neraka bila menyalahgunakannya.
Tapi kalau kita tidak salahgunakan itu bisa jadi pintu pahala. Tapi mungkin 99
persen jabatan itu pintu neraka yang pahala cuma 1 persen, yang banyak paha dan
neraka," tambah Susno.
Lebih jauh Susno juga menyinggung, Pemilihan Gubernur DKI
Jakarta yang dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja
Purnama menjadi contoh bahwa calon yang memihak rakyat akan dipilih.
"Siapa yang memihak rakyat, siapa yang mau pembaruan,
dia jadi," kata mantan Kapolda Jawa Barat itu.
Susno menegaskan, bahwa prinsip hidupnya adalah memberantas
KKN. Dan prinsip itu ia akan realisasikan bila menjadi gubernur Sumsel. Karena
itu, ia meminta masyarakat Sumsel tidak mencalonkannya bila tidak siap dirinya
melakukan "bersih-bersih" di Sumsel.
"Jadi, jangan mencalonkan aku. Itu saja. Nanti
menyesal. Nanti enggak ada lagi KKN. Enggak bisa lagi menitip anak, menitip
keponakan. Aku dari bintang satu, dua, tiga, ada tidak keponakanku jadi Sersan?
Apalagi Akabri? Enggak ada. Kalau memang kamu pintar, kamu masuk. Kalau memang
bodoh, yah tidak bisa. Masuk Akabri tidak bayar," cerita Susno.
"Anak adikku menangis-nangis, bilang tolong itu yang
backing Kolonel saja bisa masuk, ku bilang, minta saja kepada Kolonel itu. Ini
bukan Kolonel, ini bintang tiga. Kalau memang benci begitu, bencilah aku,
daripada besok negara rusak waktu dia jadi jenderal tapu tukang peras. Itu saja
pendirian aku," ujar Susno.
Ia memastikan jajaran Pemprov Sumsel akan gerah bila dirinya
melancarkan aksi bersih-bersih KKN ini.
"Kalau ini disampaikan ke aparat Pemda, pasti tidak
akan memilih aku. Siapa yang akan memilih. Berantas KKN, di mana akan
diberantas, yang di semuanya. Aku sudah tahu tempatnya," ungkapnya.
Kalau ada partai politik yang mengusung Anda? "Tadi
syaratnya, mau tidak "bersih-bersih". Bila perlu, bila yang
mengajukan aku itu korupsi akan aku tindak. Misal dia bilang aku ini tim
suksesnya, aku jawab kau tim suksenya tapi sekarang kau ku tindak,"
tandasnya.
Menurut Susno, prinsip berantas KKN pun ia lakukan saat
menduduki jabatan strategis di kepolisian, seperti saat menjadi Kabareskrim
dengan membongkar sejumlah kaus korupsi yang sebelumnya tertutup rapih, yakni
mafia pajak dan mafia hukum.
"Untuk punya duit itu tak perlu korupsi. Aku jadi
Kapolda tak korupsi. Mobil yang dibilang dari korupsi, Timur itu tahu dari mana
aku dapat duit. Otak ini dipakai, aku ini dagang, swasta, tapi enggak ada usaha
ku yang berhubungan dengan polisi. Aku belikan untuk kapal terbang polisi yah
tidak. Bukan aku mau dibilang teerlalu ekstrem perusahaan aku bersih, yah
tidak. Preman-preman di jalan masih nginjak juga. Dibilang ini punya Pak Susno,
saya bilang kalau di jalan harus bayar, yah bayar. ikuti," bebernya.
Sumber: tribunnews.com
Oleh Abdul Qodir | TRIBUNnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar