Halaman

Selasa, 28 Agustus 2012

Menyoal Perjalanan Dinas Bupati Lembata, Siapa yang Tipu?


Setahun sudah pemerintahan Lembata Baru berjalan, namun demikian duet pemerintahan Lembata baru yang diusung Partai PDI Perjuangan ini, belum juga menampakan hasil kerja yang menyata. Mungkin karena itulah kemudian pemerintahan Lembata Baru harus menuia banyak kritikan. Tekanan politik tidak saja datang dari politisi Peten Ina, namun namun juga dari masyarakat lembata umumnya.
Belum lama ini media lokal menulis tentang perjalanan dinas bupati lembata yang diduga telah menelan dana hingga 1 miliyar rupiah. Atau telah melakukan perjalanan dinas sebanyak 34 kali, dengan total 176 hari.
Terkait dengan itu Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur melalui Pos Kupang Selasa (14/8/2012). mengaku kaget dan menganggap informasi itu adalah informasi yang menyesatkan.
"Saya kaget dengar bahwa saya sudah habiskan dana Rp 1 miliar, bahkan Rp 3 miliar untuk perjalanan dinas saya selama ini. Itu hanya bohong-bohongan saja,"  Karena dari total anggaran perjalanan dinas sebesar Rp. 813. 300. 000 dibagi dua. Yakni 60% dari anggaran diperuntukan untuk biaya perjalanan dinas Bupati dan 40% sisanya untuk perjalanan dinas Wakil Bupati Lembata.
Bupati Sunur mengatakan, bupati telah merealisasikan dana perjalanan dinas sebesar 59 persen  dan wakil bupati sebesar 58 persen. "Hampir sama, saya sudah realisasikan 59 persen dana, pak wakil 58 persen," kata Eliaser, diamini Sekda Lembata, Petrus Toda Atawolo.
Artinya Bupati Lembata telah menggunakan anggaran perjalanan dinas sebesar Rp. 288. 085. 200, dari total 60% atau Rp. 488. 280. 000. Sehingga masih terdapat sisa dana perjalanan dinas yang diperuntukan bagi perjalanan dinas bupati sebesar Rp. 200.194.800. sedangkan untuk wakil bupati masih tersisah Rp. 188. 801. 600
Anehnya penjelasan Bupati Lembata ini, berbeda dengan klarifikasi yang disampaikan oleh sekertaris daerah kabupaten Lembata, Petrus Toda Atawolo. Pit Toda melalui Pos Kupang Kamis, (16/8/2012) mengatakan selama setahun bupati lembata telah menggunakan anggaran sebesar Rp. 551. 773. 370 untuk biaya perjalanan dinas. Atau sebanyak Rp. 183. 300.000 untuk perjalanan dinas dalam daerah dan untuk perjalanan luar daerah sebesar Rp. 368. 473. 370. Tidak termasuk biaya transportasi.
Dari total penggunaan anggaran yang ada, tahun 2011 bupati melakukan perjalanan dinas keluar daerah sebanyak 16 kali dengan jumlah hari selama 76 hari diamana menelan anggaran sebesar Rp. 169. 800.000, dan dalam daerah sebanyak 27  kali, dengan total penggunaan anggaran sebesar Rp.13.500.000. atau total dana yang dihabiskan untuk perjalanan dinas Bupati Lembata selama tahun 2011 sebsar Rp. 183.300.000.
tahun 2012, kata Atawolo, bupati melakukan perjalanan dinas sebanyak 27 kali luar daerah dengan lama perjalanan selama 125 hari. Dan dalam daerah sebanyak 21 kali selama 28 hari. Total dana sebesar Rp. 354.473.370 untuk luar daerah dan 14.000.000 untuk dalam daerah. Total keseluruhan perjalanan dinas bupati selama 2012 sebesar Rp. 368.473.370.
sehingga selama satu tahun memerintah terhitung sejak Agustus 2011 hingga agustus 2012 bupati lembata telah melakukan perjalanan dinas sebanyak 48 kali dengan jumlah hari 152 hari. Total perjalanan dinas luar dan dalam daerah. Dengan menghabiskan dana sebesar Rp. 551. 773. 370.
Dengan demikian anggaran 60% atau Rp. 488. 280. 000 untuk perjalanan dinas Bupati Lembata telah habis terpakai bahkan terdapat kelebihan penggunaan anggaran sebesar Rp. 63. 493. 370.
Sekedar menjadi catatan bersama, perhitungan kelebihan biaya perjalanan dinas Bupati Lembata ini, belum termasuk biaya transportasi.
Oleh karenanya, Ketua Fraksi Nurani Peduli Keadilan, Fredy Wahon meminta agar BPK segera melakukan audit terhadap anggaran perjalanan dinas Bupati Lembata. sehingga dapat di ketahu dari mana kelebihan anggaran itu diambil. 
Menurutnya, sebagaimana diatur dalam aturan protokoler, seorang pejabat negara tidak dibenarkan melakukan perjalanan dinas dengan menggunanakan biaya sendiri, apalagi dibiayai oleh pihak ketiga, Karena itu dapat dikategorikan sebagai gratifikkasi. (Yogi Making)

Minggu, 26 Agustus 2012

Demi Gaji Guru Saling Makan Jam Pelajaran


Menarik jika membahas soal guru. Memang saya akui kalau bicara soal pendidikan bukan menjadi bidang saya. Tapi sebagai manusia yang pernah mengeyam dunia pendidikan saya kira tidak salah kalau kita boleh berpendapat, tidak saja soal pendidikan tetapi mungkin soal yang lain.
Nah, kali ini saya ingin berpendapat soal dunia pendidikan, atau secara lebih spesifik soal guru. Judul tulisan diatas mungkin dianggap kasar, namun tentu saya memiliki alasan mengapa saya harus memili judul itu. Yang akan saya urai lebih jauh dalam tulisan saya ini.

Tulisan saya angkat berawal dari keprihatinan saya sebagai anak bangsa (yang juga terlahir dari dunia pendidikan) terhadap dunia pendidikan dewasa ini, terutama bagi dunia pendidikan daerah pelosok. Memang harus diakui bahwa profesi guru telah mendapat perhatian serius dari pemerintahan. Mulai dari pemerintah pusat hingga daerah. Guru dijaman ini lebih sejahtera ketimbang dijaman dulu.  Sejalan dengan itu pemerintah pun mengeluarkan kebijakan dalam peningkatan kemampuan guru. Tidak lain hanya demi pencerdasan anak bangsa.

Kebijakan sertifikasi misalnya, merupakan sebuah kabar gembira. Karena sebagai seorang guru apalagi yang sudah disertifikasi tentunya akan mendapatkan gaji dan tunjangan yang layak. Namun demikian disisi lain dapat membawa bencana bagi guru yang belum disertifikasi.
Kenapa demikian? Sejalan dengan SKB Lima Menteri guru diwajibkan tuk mengajar 24 jam dalam seminggu.  Praktis para guru yang menginginkan sertifikasi akan mengejar jam pengajarannya demi memenuhi syarat tersebut, padahal setiap mata pelajaran telah dibagi dalam setiap minggunya. Misalnya, seorang guru mata pelajaran yang dalam seminggu hanya mengajar 4 jam, maka guru tersebut wajib berusaha sebisa mungkin dengan menambah jam mengajarnya pada sekolah lainnya yang setara, bahkan lebih ekstrim guru mata pelajaran tersebut merebut job guru mata pelajaran yang lainnya. Saling memakan jam pelajaranpun terjadi.

Pada akhirnya guru-guru sepuh (guru sejati) yang dalam setiap mengajar dan mendidik murid-muridnya tidak pernah mengharapkan imbalan, niat dan tujuan mereka hanya satu menyebarkan ilmu yang telah didapatkan dari guru-gurunya sesuai dengan perintah Allah dan telah mengabdi berpuluh-puluh tahun sedikit demi sedikit disingkirkan. Guru sejati berpandangan bahwa mendidik ataupun mengajar bukanlah suatu pekerjaan melainkan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan. Niat dan tujuan seperti inilah yang sesungguhnya benar-benar dapat mencerdaskan bangsa Indonesia. Berbeda hasilnya murid yang dididik oleh guru-guru sejati dengan murid yang diajar oleh guru yang hanya mengejar sertifikasi, karena niat dan tujuan mereka sama sekali berbeda sehingga pikiran merekapun berbeda.

Para guru yang hanya mengejar sertifikasi tidak berpikir bagaimana nasib murid-muridnya, tujuan mereka adalah gaji bukan mendidik. Memang mereka sangat disiplin dan bertanggung jawab atas jam yang dipegangnya, namun di sisi lain mereka juga acuh terhadap pendidikan murid-muridnya, mereka tidak memikirkan apakah murid-muridnya memahami mata pelajaran yang telah diberikannya atau tidak (karena mata pelajaran yang diampunya bukanlah keahliannya, mungkin), yang penting mereka sudah memenuhi jam ajarnya dan mendapatkan gaji seperti yang diinginkannya. Pantaslah jika murid-murid jaman sekarang tidak sepandai dan secerdas murid-murid yang dulu serta kurang memiliki rasa hormat kepada gurunya, karena gurunya pun salah di dalam niat mendidik murid-muridnya, karena tujuan guru sertifikasi hanya gaji bukanlah mendidik. Sehingga agaknya tidak salah jika saya mengatakan Guru di Indonesia sekarang adalah buruh pengajar bukan pendidik.(yogi making)

Gerindra Lembata Calonkan Ir. Eston Foenay jadi Gubernur


DPC Partai Gerakan Indonesia Raya yakin akan mampuh menempatkan kadernya dalam pemilu 2014 mendatang di kursi DPRD Lembata. Selain itu dalam menghadapi pemilu kepala daerah propinsi NTT 2013, DPC Gerindra Lembata mendukung Ketua DPD Partai Gerindra propinsi NTT, Ir. Eston Foenay menjadi calon Gubernur dan siap memenangkannya dalam Pemilukada mendatang.
Hal ini disampaikan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lembata, Vian Burin, SH. Dalam sambutannya dihadapan para undangan dan ketua DPD Partai Gerindra Propinsi NTT, Ir. Eston Foenay, serta pengurus PAC dan DPC partai Gerindra Lembata, di aula dekenat lembata Sabtu, 25/08/2012. Dalam acara pelantikan badan pengurus DPC Partai Gerakan Indonesia Raya Kabupaten Lembata.   
Acara pelantikan yang diselenggarakan bertepatan dengan kunjungan kerja Wakil Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Timur ini, pun dihadiri oleh Wakil Bupati Lembata dan sejumlah pejabat teras Propinsi NTT.  
Di masa datang menurut Vian, dalam menghadapi perhelatan politik 2013 dan 2014 mendatang Gerindra lembata tetap mengedepankan politik santun sebagai asas budaya lamaholot dalam menjalin hubungan dengan pemerintahan dan partai-partai politik lainya, Gerindra Lembata siap berkeja sama dengan semua elemen masyarakat dan berjanji tuk senantiasa   memberikan pencerdasan politik bagi masyarakat lembata, agar masyarakat tidak salah dalam mentukan pilihan. (Yogi Making)

Wakil Bupati Lembata Siap Dikontrol Partai Gerindra Lembata


Kader Partai Gerindra Lembata untuk senantiasa memberikan kontrol terhadap perjalanan pemerintahan di Kabupaten Lembata, serta bersama pemerintah menjaga Lembata. “tunjukan sikap sebagai seorang politisi, dan negarawan, Lembata sudah susah jangan bikin tambah susah lagi”
Hal ini disampaikan wakil Bupati Lembata dalam sambutannya saat menghadiri acara pelantikan Dewan Pengurus Cabang Partai Gerindra Kabupaten Lembata, Sabtu 25/08/2012.  
Menurutnya sebagai kader politik, Kader partai gerindra lembata hendaknya selalu memberikan kontrol terhadap perjalanan pemerintahan lembata. Tegurkami, kalau ada yang salah. Marah-marah sedikit juga baik. Katanya.
Sementara itu Ketua DPD Partai Gerindra Propinsi Nusa Tenggara Timur, Ir. Eston Foenai dalam sambutanya menghimbau agar DPC Partai Gerindra yang lebih banyak didominasi oleh kader muda hendaknya menjadi mesin penggerak utama dalam membesarkan Partai Gerindra di Lembata. menghadapi Pemilukada NTT 2013 dan Pemilu Nasionl 2014 Gerindra masih punya waktu yang cukup untuk melakukan konsolidasi sampai ketingkat bawah, sehingga ia yakin jika Gerindra Lembata akan mampu bersaing dan patut diperhitungkan dalam kancah pemilu mendatang.
Walau DPC Partai Gerindra yang dimotori oleh pengurus sebelumnya belum mampu menempatkan kadernya di kursi DPRD Lembata, namun Gerindra Lembata telah memberikan dukungan suara yang cukup besar dalam pemilu 2009 lalu, dimana dengan dukungan suara Gerindra Lembata Partai Gerindra mampu menempatkan seorang kader terbaiknya di kursi DPRD propinsi dan telah memberikan sumbangan suara yang tidak kecil bagi terpilihnya Pius Lustrilang sebagai seorang anggota DPR RI. Kata Eston.  
Selain itu Eston menambahkan, dalam kaitan dengan agenda politik 2013, dirinya belum bisa memutuskan apakah ia maju sebagai Calon Gubernur atau memilih tuk mendapingi Frans Leburaya dalam paket Fren Jilid II. Karena hal ini akan diputuskan dalam rakerda Partai Gerindra Propinsi NTT yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “saya siap menjadi calon Gubernur dan menjadi calon wakil gubernur” katanya dalam nada guyon.
Setelah melantik badan pengurus DPC Partai Gerindra Ir. Eston Foenai akan melakukan kunjungan kerja ke beberapa desa di Kabupaten Lembata. (yogi Making