Halaman

Kamis, 28 Oktober 2010

Lamadale Berdarah, 2 Orang Nyaris Tewas di Tangan Maxi

Desa Lamadale di pedalaman Lebatukan selasa malam (26/10), digemparkan dengan kasus penganiayaan berat yang dialami dua warganya. Sesilia Peta dan ayahnya Benediktus Nimo ditebas Maxi Beda. Yang juga adalah suami tersayang dari Sesilia Peta. Kedua korban terpaksa dilarikan ke RSUD Lewoleba akibat mengalami luka parah.
Seperti disaksikan Super Rabu (27/10) diruang Instalasi Rawat Darurat (IRD) Rumah sakit Umum Daerah Lewoleba, Sesilia terbaring lemah dengan telapak tangan kanan dan lengan kirinya terbalut perban putih. “lengan kiri itu lukanya parah sekali, begitu juga telapak kanannya, empat jari kecuali ibu jari putus di sambar parang suami”. Kata seorang petugas Polres Lembata pada super saat menghantar super masuk ke ruang IRD. Hal yang sama-pun dialami Benediktus Nimo, ayah kandung Sesilia. Ben Nimo turut menjadi korban dalam peristiiwa naas Lamadale, tampak perban putih terbalut pada lehernya.

Ben saat dimintai keterangan mengatakan, dirinya sama sekali tak mengetahui kalau anak kandungnya Sesilia Peta dianiaya suaminya sendiri, pasalnya rumah tinggal mereka terpisah dan jaraknyapun berjauhan. Ia mengaku baru mengetahui saat dirinya didatangi Ketua BPD Aloysius. “saya sedang berada di rumah, ketua BPD datang panggil bahwa anak saya dbunuh dan cucu saya dibawa kabur bapaknya ke rumah ketua BPD” cerita Ben. Ketika berada dirumah ketua BPD dirinya langsung mendatangi pelaku dan merebut cucunya. Tarik menarik sempat terjadi antara ayah dan anak mantu ini. Ben bahkan tak menyadari sama sekali kalau dirinya terluka akibat tusukan pisau pelaku. Ia baru sadar setelah diperingati ketua BPD. Sesuai pengakuan Ben Nimo, pasangan suami istri ini sering cek-cok, bahkan sesilia anaknya itu selalu dianiaya suami. “mereka dua sering ribut, dan maxi sering pukul saya punya anak” akunya.
Untuk diketahui bahwa, kedua korban tidak dapat ditangani oleh pihak RSUD Lewoleba, pasalnya selain luka sangat parah seperti dialami korban sesilia, pisau pun masih tertancap pada leher korban Ben Nimo, pengakuan pihak RSUD Lewoleba, pisau yang tertancap tidak dapat dicabut karena tertanam pada tulang. untuk itu perlu dilakukan penanganan khusus oleh dokter ahli bedah. “Oleh karenanya korban soreh nanti akan dirujuk ke RS. Wz. Yohanes Kupang” jelas seorang dokter.
Usai mendegar pengakuan Ben, super langsung mendatangi pelaku Maximus Beda yang saat itupun ikut dirawat akibat di keroyok warga. Kepada super maxi mengakaui kalau dirinya sering menganiaya istrinya. Namun maxi menolak jika dituduh melakukan niat jahatnya itu karena dendam. “ saat itu kami tidak ada masalah” elak Maxi.
Menurutnya, ia saat itu dalam pengusaan roh jahat. “roh jahat yang suruh saya bunuh istri dan anak” lanjutnya. Namun setelah menganiaya istri ia tak tega membunuh anaknya yang baru berusia lima bulan itu. Usai menebas istri maxi lalu menggendong bayinya dan pergi menuju rumah ketua BPD dengan maksud meminta perlindungan. Ketika berada dirumah BPD itulah peristiwa penganiayaan kedua terjadi. Maxi mengaku kalap saat bapa mantunya datang merebut bayi dalam gendongannya. Dan pisau yang sengaja ia bawah dari rumahnya langsung ia tancapkan ke tubuh korban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar