Halaman

Senin, 01 Desember 2014

Berkat Rumah Pastor, Uskup Larantuka Himbau Orang Tua Untuk Sekolahkan Anak


Umat Minta Pastor Paroki Jangan Pindah


Mgr. Frans Kopong Kung menyampaikan sambutan
Orang tua baru di bilang sukses ketika mampu menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi. Karena itu orang tua wajib untuk bersungguh-sungguh menyekolahkan anak dan menjadikan pendidikan sebagai prioritas.
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Pr menyampaikan hal ini dalam acara syukuran penerimaan sakramen krisma bagi  540 anak yang dipadu dengan acara pemberkatan rumah pastor di Paroki Maria Bintang Laut-Waipukang, Ile Ape, Kabupaten Lembata, Minggu (30/11/2014). Acara ini dihadiri juga Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Wathun, dan Ketua DPRD Lembata, Ferdinandus Koda. Acara syukuran yang di gelar di halaman pastoran Paroki Waipukang ini berlangsung meriah dan di ikuti oleh ribuan umat paroki, dan sejumlah tamu undangan.
Selain menghimbau orang tua dan anak untuk sungguh-sungguh menempuh pendidikan, Mgr Kopong Kung juga memberi apresiasi kepada umat dan Pastor Paroki Maria Bintang Laut yang sukses membangun rumah pastoran. “Banyak sekali hal bagus dan saya apresiasi dan terus saya dorong, tetapi semua yang bagus di paroki ini akan menjadi indah, kalau 500-an anak yang baru menerima sakramen krisma tadi menjadi orang-orang yang sukses, dan saya wajibkan kepada semua orang tua supaya mencari jalan untuk menyekolahkan anak sampai ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Kalau anak kita tamat di perguruan tinggi, itu baru kita sukses,”
Sementara itu Pastor Paroki Maria Bintang Laut Waipukang, Romo Arnodus Guna Koten, Pr dalam sambutannya di acara itu mengatakan, apalah artinya jika idealisme tanpa fanatisme, dan karena idealisme membangun yang dibarengi dengan fantisme itu maka kesuksesan dapat di raih. Terselesainya pembangunan rumah pastoran yang menelan dana sekitar Rp. 300-an juta adalah kesuksesan bersama semua umat dan pastor, namun diapun menyadari karena idealisme membangun yang terpatri dalam dirinya itu sering membuat orang lain terluka.
Karenanya kehadapan Uskup, tamu undangan dan ribuan umat, gembala umat paroki Maria Bintang Laut yang juga sebagai aktivis kemanusiaan dan sering terlibat dalam berbagai aksi demonstrasi di Kabupaten Lembata ini, berjanji untuk segera meminta maaf kepada setiap hati yang tersakiti selama proses pembangunan sedang berjalan. Pastor demonstran yang akrab di sapa Noldi pun tak lupa menyampaikan maaf secara langsung kepada Uskup Kopong Kung.
“saya tau kalau selama proses membangun ini, ada hati yang tersakit, karena itu saya berjanji untuk segera mendatangi dan meminta maaf kepada semua yang pernah disakiti. Saya juga minta maaf kepada Yang Mulia Bapak Uskup, kalau selama dua tiga tahun saya berkarya di paroki ini saya mengores luka di hati bapak Uskup,”
Sekedar gambaran, rumah pastoran di Paroki Waipukang ini terbilang megah dan di lengkapi pelataran dan taman yang dibangun permanen. Romo Noldy mengatakan, seluruh pembangunan melanan dana lebih dari 300 juta dari taksasi anggaran awal sebesar Rp. 1. 50.000.000,- “disamping ada bantuan dari pemerintah dan pihak ketiga, ada kontribusi dana dari umat se paroki Maria Bintang Laut. Rencana anggaran sesuai perhitungan lebih dari 1 miliyar tetapi kita tekan sampai 300-an juta tanpa merubah sedikipun model dan ukuran bangunan dalam perencanaan,”
Rumah paroki ini awal pembangunan yang di tandai dengan peletakan batu pertama oleh Uskup Larantuka, Mgr. Kopong Kung, Pr pada 28 Juni 2012 dan selesai di bangun pada awal tahun 2014, tak cukup dengan bangunan inti, Noldi juga memperindah rumah parokinya dengan taman dan pelataran yang permanen, proses pembangunan bertahap inilah, yang membuat rumah pastoran ini baru diresmikan. 

Umat Masih Pertahankan

Sosok Romo Arnoldus Guna Koten, Pr, tidak saja dikenal sebagai pastor yang visioner, tetapi di kenal juga sebagai imam yang akrab dalam setiap kehidupan umat. Sejak berkarya di Paroki Maria Bintang Laut Waipukang, Noldi tidak saja membangun rumah pastoran, tetapi juga mendorong umatnya untuk membangun gereja di setiap Stasi. Terbukti, selama tiga tahun kepemimpinannya, beberapa gereja stasi  berhasil di bangun.
Oleh karena semangat membangun dan kedekatan dengan umat inilah, umat gembalaanya meminta Yang Mulia Bapak Uskup Larantuka, Mrg. Frans Kopong Kung untuk jangan memindahkan Noldi. Permintaan kepada Uskup Larantuka ini disampaikan oleh, Philipus Payong umat stasi Ohe, desa Kolontobo, Kecamatan lle Ape.
Philipus mengatakan, seluruh umat ingin meraih sukses bersama gembala mereka, Rm. Arnold Guna. “karena itu kami minta agar Bapak Uskup Larantuka jangan pindahkan Romo Noldi dari Waipukang, masih ada cita-cita yang akan kami raih bersama, disamping itu kami juga masih merinduhkan bimbingan beliau,”
Acara sykuran ini ditandai dengan perjamuan makan siang bersama. Menariknya, berbagai jenis menu makanan lokal disiapkan secara swadaya oleh setiap stasi dalam paroki Maria Bintang Laut Waipukang. Umat dan tamu undangan, bebas mengambil makan pada setiap meja hidangan yang tersaji oleh masing-masing stasi (Yogi Making)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar