Halaman

Senin, 20 Desember 2010

Daud Dore Sedang Berbohong ?


Memprihatinkan memang, SDN Wulandoni yang saat ini sedang mengalami sengketa  tanah yang digugat oleh bapak  Daut  Dore yang mengaku bahwa tanah tersebut miliknya adalah tidak benar. Dasar pengakuan tersebut tidak dibuktikan dengan sebuah dokumen pelimpahan menguasai tanah  tersebut yang menjadi hak  kuasanya .
Menurut sumber terpercaya Super, Senin, (29/11)  menjelaskan  bahwa pemilik tanah tersebut yakni, Bapak Yosep Kabi Keraf  yang pada waktu itu menyerahkan hak  untuk menguasai tanah sepenuhnya dan  disertai dengan dokumen pelimpahan wewenang kepada pihak sekolah melalui bapak  Agus   motong. Sedangkan yang di berikan kepada bapak  Daud  Dore hanya  untuk menggarapnya  atau  “hak garap”.  
Kepala  Sekolah SDN Wulandoni, Donatus Dema Koko Making  ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya  menjelaskan   bahwa, proses kegiatan belajar mengajar (KBM) dan kegiatan  ekstrakurikuler sangat  terganggu degan persoalan ini.  Pasalnya,  disekitar  lingkungan sekolah  telah dijadikan sebagai lahan pertanian  dan  ditanam tanaman  jangka  panjang seperti jambu mente dengan jarak 1 meter dari  gedung sekolah yang ditanam olehnya  dan  mengaku bahwa  tanah  tersebut  kepunyaan dirinya. Ironisnya , bola yang dimainkan  oleh anak – anak  setiap  jam  olahraga   atau  jam  ekstrakurikuler ,dan  ketika bola itu  jatuh tepat pada lokasi yang menjadi kebunya diambil dan di bawa kembali ke rumahnya.
“ Kita sudah sampaikan kepada mantan  Kepala  Dinas Pemuda  dan Olahraga, Gabriel Warat  Dan Komisi C DPRD Kabupaten Lembata, namun hingga saat ini belum di tindaklanjuti “,   pungkas Koko Making.  Lebih lanjut   Koka Making menjelaskan bahwa , tim ini sudah melakukan upaya pendekatan terhadap  pihak  keluarga  melalui  Kepala Desa  Pantai Harapan untuk menggantikannya dengan  sebidang  tanah yang  dijadikan  kebun sekolah  dan   satu bidang tanah yang dekat dengan  areal  Puskesmas  kecamatan Wulandoni  yang rencananya  di beli oleh  pemerintah Desa   Wulandoni dari salah seorang warga Desa Atakera. Namun upaya  yang  dilakukan  oleh  Tim tersebut tidak membuahkan hasil.
Hal ini di sebabkan  karena, tidak ada sikap yang  jelas    dan lemahnya  responitas  serta upaya  apa  yang harus di ambil dari PEMDA  Lembata , Dinas PPO, dan Komisi C DPRD Kabupaten Lembata Yang menangani secara langsung bidang pendidikan dalam menyikapi persoalan ini. Hingga saat ini belum ada tindaklanjut yang jelas. 
Donatus Dema Koko Making  (foto Super)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar