Halaman

Jumat, 15 Oktober 2010

Korupsi Dalam Pandangan Peter Reuter

Oleh: Alvian Beraf
Peter Reuter lulusan Universitas Maryland, menyebutkan bahwa korupsi yang parah membatasi investasi dan pertumbuhan serta membuat pemerintahan tidak efektif. Risiko terbesar dihadapi oleh Negara berkembang dan Negara dalam transisi tetapi korupsi merupakan gejala dunia. Korupsi menciptakan ketidak-efisienan ekonomi dan ketidak-adilan tetapi reformasi dapat mengurangi keuntungan material dari suap. Korupsi tidak saja merupakan persoalan ekonomi tetapi ia juga bersenyawa dengan politik. Reformasi mungkin membutuhkan perubahan dalam struktur konstitusi dan hubungan yang mendasari antara pasar dan Negara. Reformasi yang efektif tidak akan terjadi kecuali kalau masyarakat internasional maupun pemimpin politik nasional mendukungnya.
Memandang persoalan yang sedang terjadi di BKP3 kabupaten Lembata, mengenai pembatalan evaluasi kegiatan PUAP, merupakan gejala yang akan menciptakan ketidak-efisienan ekonomi di Lembata. Pemberian sejumlah uang Negara untuk kepentingan pribadi, dan menelantarkan kepentingan public, merupakan bentuk keuntungan materil dari suap.
Pelbagai alasan dalam bentuk klarifikasi yang disampaikan Kepala BKP3, tentang pembatalan kegiatan evaluasi tersebut, merupakan persenyawaan antara politik dan ekonomi, dalam tujuan tertentu antara pimpinan dan bawahan. Untuk itu Lembata sangat membutuhkan perubahan baik dalam konstitusi, struktur dalam menciptakan Good and clean Government.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar