Halaman

Rabu, 06 Oktober 2010

30 Tahun Baobolak Rindukan Air Bersih


Lembata Super-
Seperti Rusa mendambahkan Air, begitulah jiwa masyarakat Baobolak merindukaan Air bersih. Hampir 30 Tahun lamanya, kerinduan Masyarakat baobolak akan Air bersih tak kunjung terwujud. Pergantian pemerintahan mulai dari Flotim sampai Lembata setiap periode, tak memberikan perubahan bagi masyarakat baobolak. 
Baobolak Desa kecil yang letaknya sebelah selatan pulau Lembata, Kecamatan Nagawutun, hampir sekian lama, merindukan air bersih. Kerinduan masyarakat Baobolak akan Air bersih, telah disampaikan sejak Lembata masih bergabung dengan Kabupaten Flotim, dan hingga menjadi otonom. Masalah ini sudah disampaikan berulang kali melalui DPRD, tetapi sayang semua hanya tinggal janji. “ Masalah air bersih ini, kami sudah omong terus-terus, Bupati, DPRD, sama saja. Semua hanya janji dan terus janji, “ keluh Feliks MD.
Dia juga menjelaskan bahwa masalah ini, telah disampaikan melalui forum Pamong Praja, Musrenbang Kecamatan, sampai Musrenbang Kabupaten, tetapi sampai sekarang belum tertuntaskan. Feliks juga menambahkan bahwa masyarakat Baobolak sudah jenuh dengan semua ini, dan mengambil sikap diam, menunggu kapan DPRD dan Pemerintah menjawabi permasalahan ini.
Kepada Super, Feliks menjelaskan bahwa pada setiap moment dan kegiatan pemerintahan, baik pada tingkat kecamatan sampai tingkat Kabupaten, ketika diangkat soal Air bersih, DPRD, dan pemerintah hanya dapat menjawab, nanti.
 “ Setiap kali kita angkat di DPRD dan pemerintah, mereka jawab, nanti, nanti dan sampai nanti hingga hari ini, “ beber Feliks. 
Kekecewanan masyarakat Baobolak ini, lebih ditujukan kepada Bupati, dan juga kepada DPRD Lembata periode yang lalu.
 “ Waktu itu kami sudah sampaikan bapa Piter Keraf, Sintus Burin, Vianey Burin, dan Bapa Nadus Sesa Manuk, tapi no saksikan sampai hari ini, tidak sama sekali, “ jelas Feliks.
Dia juga menyesalkan bahwa DPRD yang baru, pada saat Turba tidak sempat berkunjung ke Baobolak, padahalnya ada sekian banyak persoalan yang ada di Baobolak. Berangkat dari masalah ini, Yoseph Kia Warat putra Baobolak yang adalah Wakil Sekretaris DPD II Golkar Kabupaten Lembata, merasa sangat kecewa dengan sikap Pemerintah dan DPRD yang dinilainya sangat apatis, dan tidak respon.
 “ Saya kecewa kenapa hingga hari ini, pemerintah dan DPRD tidak tanggap. Apakah orang baobolak bukan orang lembata? Baobolak juga punya hak yang sama seperti masyarakat Lembata yang lain. Tolong dong ! lihat Baobolak,” tandas Warat.
Warat juga menambahkan bahwa kebijakan pembangunan di Lembata dan aliran dana belum merata untuk semua masyarakat, sebagai sasaran kebijakan. Sehingga dia mengharapkan pemerintah dan DPRD yang baru harus lebih arif dan bijaksana untuk melihat persolan rakyat Lembata.
“ Saya minta pemerintah dan DPRD yang baru lebih cermat melihat persoalan rakyat, jangan berlaku sama seperti DPRD yang lalu, ” tegas Warat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar