Halaman

Rabu, 06 Oktober 2010

Demoralisasi dan Tanggungjawab Moral


Oleh : Alfian Beraf
Sejarah mencatat, tiap masa transisi sosial selalu ditandai penilaian moral menyeluruh atas keadaan yang telah dan sedang dihadapi. Dari Zaman para khatib moral Yunani-Romawi hingga zaman pengkritik “immoralitas kontemporer” telah terdengar ratapan dan jeritan batiniah melalui forum pertemuan religius dan sipil.
Penilaian moral kontemporer menunjukan bahwa masyarakat manusia sedang mengalami demoralisasi individual dan sosial. Demoralisasi ini menurut Marciano Vidal, tampak dalam gejala kejahatan moral dan keadaan masyarakat yang kian tidak peduli dengan nilai moral. Gejala demoralisasi mondial, antara lain, diwujudkan dalam kasus penjajahan, pendudukan, penindasan, perang, dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Kasus-kasus itu terjadi karena manusia memandang sesamanya sebagai “Serigala” yang harus di habiskan. Kesederajatan citra manusia sebagai manusia belum dialami dalam hidup dan pergaulan. Manusia dan makhluk ciptaan lain akhirnya hidup dalam kekacauan sosial yang menyedihkan secara fisis dan psikis. Ketidaktenangan lahir dan batin tidak kunjung henti. Konflik pribadi dan sosial berubah menjadi permusuhan sepanjang masa. Gejala  hidup moral yang baik dan sehat seringkali di  cemari keadaan sosial yang tidak menjunjung tinggi kewajiban dan tanggungjawab moral. Manusia dalam segala kerumitannya harus memilih di antara yang baik dan jahat. Kadang, di hadapan suatu pilihan terbentang dilema yang memusingkan kepala.
Kehidupan sosial lembata juga mengalami demoralisasi. Korupsi, Kolusi, Nepotisme (KKN), pembunuhan, penindasan, pelecehan HAM, kriminalitas sosial, money politics dan perilaku menyimpang sosial lainnya, adalah sederetan fenomena yang tengah melilit Lembata. Namun, ini tidak berarti bahwa kita sedang memasuki babak akhir atau kematian moral.
Untuk itulah SUPER terpanggil dalam sebuah tanggungjawab moral, hadir di hati pembaca,  untuk berusaha menjawabi fenomena ini, dengan berita-berita menarik seputar Lembata. SUPER mengajak semua kita, pembaca yang budiman, untuk semakin mewaspadai kasus-kasus kejahatan yang sedang menggerogoti hidup moral orang-orang Lembata.
 Inilah yang terbaik SUPER berikan untuk pembaca. Manusia bukan malaikat ! Namun, ini tidak berarti kita tidak bisa mengusahakan dan menciptakan suatu mutu hidup yang lebih baik, lebih adil, lebih manusiawi, dan secara bertanggungjawab untuk membangun Lembata yang maju dan sejahtera. Bersama SUPER kita menuju hari esok Lembata yang lebih ceria. Syaloom !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar